TUGAS DASAR-DASAR AGRONOMI
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DI
KELURAHAN TARUS

OLEH:
1. DEBORA F. SUEK / 1204061016
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2013
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kangkung (Ipomoea sp.)
dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis
tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung
panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A.
Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1)
Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan
2)
Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Tanaman kangkung merupakan komuditi yang cukup di gemari dan di budidayakan oleh sebagian besar petani di NTT. Oleh karenaitu, kami mewawancarai Bapak Jhoni Tallo, petani kangkun asal Kel.Tarus, Kab.Kupang, untuk melihat dan mengamati bagaimana teknik budidaya tanaman kangkung yang di lakukan oleh petani.
Tanaman kangkung merupakan komuditi yang cukup di gemari dan di budidayakan oleh sebagian besar petani di NTT. Oleh karenaitu, kami mewawancarai Bapak Jhoni Tallo, petani kangkun asal Kel.Tarus, Kab.Kupang, untuk melihat dan mengamati bagaimana teknik budidaya tanaman kangkung yang di lakukan oleh petani.
2.2.Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik pengelolaan tanaman kangkung
yang baik dan benar.
2.3.Kegunaan
Makalah
ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang teknik budidaya
tanaman kangkung yang baik dan benar.
II.Teknik Budidaya Tanaman Kangkung
Dari
hasil wawancara yang kami lakukan terhadap Bapak Jhoni Tallo, petani kangkung
asal Kel.Tarus, Kab.Kupang, kami memperoleh data-data tentang teknik budidaya
kangkung yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu sbb:
1.Pengelolaan Tanah
Luas
lahan pertanian yang dimiliki oleh Bapak Jhoni Tallo sekitar 3 are. Pengelolaan
yang dilakukan masih bersifat tradisional, yaitu hanya menggunakaan cangkul,
untuk menggembur tanah yang kemudian ibentuk menjadi bedeng.
Berikut adalah gambar lahan milik Pak Jhoni
Tallo yang baru selesai di gembur.
Sebelum bedeng di tanamai benih, Pak Jhoni Tallo
menggunakan uk kasar (merang padi)
yang ditaburkan di atas bedeng dan selanjutnya di bakar. Menurut Bapak Jhoni
Tallo hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah.
2.Pembibitan
Bapak Jhoni Tallo menbeli bibit kangkung dengan harga Rp.
65.000,- / kg yang keseluruhannya langsung di tanam pada bedeng yang sudah
disediakan, tanpa adanya proses penyemaian bibit terlebih dahulu.
Bibit ditanam pada badeng
dengan cara menyebar benih pada bagian-bagian yang sudah ditentukan dengan
jarak antar bibit yang di tanam sekitar 5 cm.
3.Pemupukan dan Pengairan
Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea,TSP dan KCL dengan
pemakaian Urea(10 kg), TSP(5 kg) dan KCL(2 kg) dengan kisaran harga antara
Rp.18.000 – Rp.20.000. Pupuk diberikan ketika tanaman kangkung berumur 2
minggu. Sedangkan untuk pengairan diperoleh dari kali (sungai) yang ada di dekat lahan dengan cara di pikul.
4.Penggunaan Pestisida
Agar tanaman kangkung terhindar dari ancaman hama dan
penyakit, pemberian pestida dilakukan 2 minggu sekali . Pestida yang disebut
“obat” oleh Bapak Jhoni Tallo dibeli dengan harga Rp. 73.000,- untuk dua kali
pemakaian.
Penggunaan pestisida bertujan untuk menghindarkan tanaman
kangkung dari serangan hama serangga, sedangkan untuk gulma, ditanggulangi
dengan cara mekanik yaitu dengan mencabut gulma tersebut.
5.Pemanenan
Kangkung dapat langsung di panen ketika berumur 4-6
minggu. Teknik pemanenan yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu dengan
memotong bagian pangkal batang sehingga menyisakan akar yang nantinya dapat
tumbuh kembali.
Berikut adalah foto
tanaman kangkung yang sudah siap dipanen:
6. Modal Keseluruhan
Modal keseluruhan dari
budidaya tanaman kagkung yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu:
Pembelian Bibit 1 Kg
: Rp. 65.000, -
Pupuk Urea 10 Kg
: Rp. 200.000,-
Pupuk TSP 5 Kg
: Rp. 100.000,-
Pupuk KCL 2 Kg
: Rp. 40.000,-
Pestisida : Rp. 73.000,-
Jumlah keseluruhan
: Rp. 478.000,-
7. Keuntungan
Dari hasil
pemanenan, tanaman kangkung dapat dipasarkan dengan harga antara Rp. 1.000.000
– Rp. 2.000.000. Sehingga Pak Jhoni memperoleh keuntungan antara Rp. 500.000 –
Rp. 1.000.000.
8. Tanaman Kangkung
Beikut adalah foto bersama Bapak Jhoni Tallo:


III. Pembahasan
Menurut kami, Teknik budidaya kangkung yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo sudah
cukup baik, tetapi pada proses pengolahan tanah tidak perlu membakar merang
padi di bedeng karena justru dapat menghilangkan unsur N pada tanah. Selain
itu, seharusnya pupuk organic lebih digunakan daripada menggunakan pupuk kimia.
Cara
penanaman kangkung yang benar yaitu :
1. Benih
Kangkung darat dapat
diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10
kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah
beradaptasi.
2. Persiapan
Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam
20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke
Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm,
tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan +
30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau
dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum
tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau
pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi)
dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik
150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar
pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian
diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk
cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan
yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap
lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag
atau system garitan (baris).
5. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah
ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus
dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah
pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan
hama dan penyakit.
6. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung
antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus
persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara
lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk
pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida
biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan
pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis,
volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan setelah berumur +
30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau
memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas
permukaan tanah.
8. Pasca
Panen
Pasca panen terutama diarahkan untuk
menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru
dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan
pengiriman produk secepat mungkin.
IV.Kesimpulan
Dari hasul pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
·
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan
hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih.
·
Modal keseluruhan ari budidaya kangkung yang di lakukan oleh
Bapak Jhoni Tallo yaitu Rp.478.000,-
·
Keuntungan yang diperoleh yaitu Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000.
·
Teknik budidaya yang kurang benar yaitu dengan membakar merang
padi pada bedeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar