Minggu, 27 Oktober 2013

Teknik Budidaya Tanaman Kangkung Oleh Petani Kelurahan Tarus




TUGAS DASAR-DASAR AGRONOMI
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DI KELURAHAN TARUS
http://lp3-undana.org/pluginfile.php/2/course/section/19/Logo%20Undana.jpg


OLEH:


1.      DEBORA F. SUEK / 1204061016



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2013



I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu:
 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan
 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
            Tanaman kangkung merupakan komuditi yang cukup di gemari dan di budidayakan oleh sebagian besar petani di NTT. Oleh karenaitu, kami mewawancarai Bapak Jhoni Tallo, petani kangkun asal Kel.Tarus, Kab.Kupang, untuk melihat dan mengamati bagaimana teknik budidaya tanaman kangkung yang di lakukan oleh petani.

2.2.Tujuan
            Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik pengelolaan tanaman kangkung yang baik dan benar.

2.3.Kegunaan
            Makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang teknik budidaya tanaman kangkung yang baik dan benar.



II.Teknik Budidaya Tanaman Kangkung
            Dari hasil wawancara yang kami lakukan terhadap Bapak Jhoni Tallo, petani kangkung asal Kel.Tarus, Kab.Kupang, kami memperoleh data-data tentang teknik budidaya kangkung yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu sbb:
1.Pengelolaan Tanah
            Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh Bapak Jhoni Tallo sekitar 3 are. Pengelolaan yang dilakukan masih bersifat tradisional, yaitu hanya menggunakaan cangkul, untuk menggembur tanah yang kemudian ibentuk menjadi bedeng.
Berikut adalah gambar lahan milik Pak Jhoni Tallo yang baru selesai di gembur.
  
            Sebelum bedeng di tanamai benih, Pak Jhoni Tallo menggunakan uk kasar (merang padi) yang ditaburkan di atas bedeng dan selanjutnya di bakar. Menurut Bapak Jhoni Tallo hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah.

2.Pembibitan
            Bapak Jhoni Tallo menbeli bibit kangkung dengan harga Rp. 65.000,- / kg yang keseluruhannya langsung di tanam pada bedeng yang sudah disediakan, tanpa adanya proses penyemaian bibit terlebih dahulu.
Bibit ditanam pada badeng dengan cara menyebar benih pada bagian-bagian yang sudah ditentukan dengan jarak antar bibit yang di tanam sekitar 5 cm.

3.Pemupukan dan Pengairan
            Pupuk yang digunakan yaitu pupuk Urea,TSP dan KCL dengan pemakaian Urea(10 kg), TSP(5 kg) dan KCL(2 kg) dengan kisaran harga antara Rp.18.000 – Rp.20.000. Pupuk diberikan ketika tanaman kangkung berumur 2 minggu. Sedangkan untuk pengairan diperoleh dari kali (sungai) yang ada di dekat lahan dengan cara di pikul.

4.Penggunaan Pestisida
            Agar tanaman kangkung terhindar dari ancaman hama dan penyakit, pemberian pestida dilakukan 2 minggu sekali . Pestida yang disebut “obat” oleh Bapak Jhoni Tallo dibeli dengan harga Rp. 73.000,- untuk dua kali pemakaian.
            Penggunaan pestisida bertujan untuk menghindarkan tanaman kangkung dari serangan hama serangga, sedangkan untuk gulma, ditanggulangi dengan cara mekanik yaitu dengan mencabut gulma tersebut.

5.Pemanenan
            Kangkung dapat langsung di panen ketika berumur 4-6 minggu. Teknik pemanenan yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu dengan memotong bagian pangkal batang sehingga menyisakan akar yang nantinya dapat tumbuh kembali.



Berikut adalah foto tanaman kangkung yang sudah siap dipanen:
                     

6. Modal Keseluruhan
Modal keseluruhan dari budidaya tanaman kagkung yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu:
Pembelian Bibit 1 Kg           : Rp. 65.000, -
Pupuk Urea 10 Kg                : Rp. 200.000,-
Pupuk TSP 5 Kg                    : Rp. 100.000,-
Pupuk KCL 2 Kg                   : Rp. 40.000,-
Pestisida                                 : Rp. 73.000,-
Jumlah keseluruhan           :  Rp. 478.000,-

7. Keuntungan
              Dari hasil pemanenan, tanaman kangkung dapat dipasarkan dengan harga antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000. Sehingga Pak Jhoni memperoleh keuntungan antara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000.

8. Tanaman Kangkung
Beikut adalah foto bersama Bapak Jhoni Tallo:
  



III. Pembahasan
         Menurut kami, Teknik budidaya kangkung  yang dilakukan oleh Bapak Jhoni Tallo sudah cukup baik, tetapi pada proses pengolahan tanah tidak perlu membakar merang padi di bedeng karena justru dapat menghilangkan unsur N pada tanah. Selain itu, seharusnya pupuk organic lebih digunakan daripada menggunakan pupuk kimia.
  Cara penanaman kangkung yang benar yaitu :
1. Benih
        Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
        Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan  + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
3. Pemupukan
        Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
        Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris).
5. Pemeliharaan
        Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air,  bila  tidak  turun  hujan  harus  dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
        Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
       Panen dilakukan setelah berumur  + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar   2 cm di atas permukaan tanah.
8. Pasca Panen
       Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin.




IV.Kesimpulan
Dari hasul pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
·         Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih.
·         Modal keseluruhan ari budidaya kangkung yang di lakukan oleh Bapak Jhoni Tallo yaitu Rp.478.000,-
·         Keuntungan yang diperoleh yaitu Rp. 500.000  - Rp. 1.000.000.
·         Teknik budidaya yang kurang benar yaitu dengan membakar merang padi pada bedeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar